scispace - formally typeset
Search or ask a question
Author

Amiril Saridan

Bio: Amiril Saridan is an academic researcher. The author has an hindex of 2, co-authored 2 publications receiving 9 citations.

Papers
More filters
Journal ArticleDOI
01 Jun 2014
TL;DR: Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah jenis Dipterocarpaceae ying terdapat dilokasi penelitician cukup banyak yaitu 29 jeni atau rata-rata 9.67 jeni/ha as discussed by the authors.
Abstract: Suku Dipterocarpaceae sangat dominan di hutan Kalimantan mempunyai peranan penting baik segi ekonomi, silvikultur maupun konservasi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui keragaman jenis, potensi yang berhubungan dengan kerapatan dan volume tegakan di hutan penelitian Labanan, Kalimantan Timur. Penelitian dengan menggunakan 3 buah plot masing-masing berukuran 100 x 100 m (1Ha). Pengukuran dilakukan terhadap semua jenis dipterocarpaceae yang berdiameter 10 cm dan keatas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah jenis Dipterocarpaceae yang terdapat dilokasi penelitian cukup banyak yaitu 29 jenis atau rata-rata 9.67 jenis/ha. Indeks keragaman jenis mencapai H’ = 2.68, kondisi ini menunjukkan bahwa keberadaan jenis-jenis Dipterocarpaceae areal ini tidak banyak mengalami gangguan. Kemerataan jenis (E=0.80) yang berarti kehadiran jenis Dipterocarpaceae dalam plot penelitan cukup merata sekitar 93.33% dari 75 sub-plot, hanya 5 sub-plot tidak ditemukan jenis Dipterocarpaceae . Jenis yang dominan adalah Parashorea melaanonan (Blanco) Merr. (NPJ=41.28%), Dipterocarpus tempehes V.Sl. (NPJ=39.32%), Shorea sp (NPJ=31.38%), Shorea johorensis Foxw. (NPJ=30.05%), Shorea parvifolia Dyer (NPJ=24.99%) dan Shorea pinanga Scheff. (NPJ=24.85%). Kerapatan pohon 318 batang atau 106 batang/ha dengan total volume tegakan sebesar 239.05 m³ atau rata-rata 79.68 m³/ha.

6 citations

Journal ArticleDOI
01 Dec 2012
TL;DR: In this paper, Tujuan penelitian adalah melakukan pengumpulan data and informasi mengenai kondisi ekologi Parashorea malaanonan (Blco) Merr.
Abstract: Parashorea malaanonan (Blco) Merr. merupakan salah satu spesies dari famili dipterokarpa dari marga Parashorea yang sudah terancam punah. Parashorea malaanonan (Blco) Merr. sudah masuk dalam daftar IUCN dengan status critically endangered , sehingga perlu dilakukan suatu penelitian mengenai kondisi ekologinya di hutan alam agar ke depannya jenis ini memiliki data yang lengkap tidak hanya data taksonomi dan penyebarannya, tapi juga informasi mengenai kondisi ekologi habitatnya, sehingga informasi mengenai jenis ini cukup lengkap. Tujuan penelitian ini adalah melakukan pengumpulan data dan informasi mengenai kondisi ekologi Parashorea malaanonan (Blco) Merr. di hutan Penelitian Labanan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Pembuatan Plot dengan menggunakan rancangan purposive sampling dengan luas 1 hektar (100 m x 100 m) yang dibagi dalam 25 petak ukur dengan ukuran 20 m x 20 m. Pengambilan data ekologi berupa : a. Data sifat fisik tanah; b. Data sifat kimia tanah; c. Data iklim mikro; d. Data topografi. Analisis data menggunakan analisis vegetasi, berupa asosiasi jenis dan koefisien asosiasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Parashorea malaanonan (Blco) Merr. memiliki nilai penting jenis yang kecil, sifat fisik tanah yang relatif bagus baik bulk density , porositas tanah, kadar air tanah dan tekstur tanahnya, sifat kimia yang tidak terlalu bagus (pH asam,unsur makro dan mikro cukup rendah), iklim mikro dengan suhu sedang, kelembaban udara tinggi dan intensitas cahaya rendah.

5 citations


Cited by
More filters
Journal ArticleDOI
09 Dec 2019
TL;DR: Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi mengenai vegetasi yang tumbuh secara alami, tingkat keragaman dan kondisi habitat pada lahan pasca tambang bahan galian C. Don, sehingga dibutuhkan upaya rehabilitasi.
Abstract: Lahan pasca tambang biasanya mengalami kerusakan setelah berakhir kegiatan penambangan, sehingga dibutuhkan upaya rehabilitasi. Dalam upaya rehabilitasi dibutuhkan data vegetasi awal. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi mengenai vegetasi yang tumbuh secara alami, tingkat keragaman dan kondisi habitat pada lahan pasca tambang bahan galian C. Penelitian dilakukan di KHDTK Labanan Kabupaten Berau, Kaltim. Pengambilan data vegetasi dilakukan pada tingkat pohon, tiang, pancang, dan semai. Analisis vegetasi menggunakan Indeks Nilai Penting (INP), keragaman menggunakan Indeks Shannon-Wiener, kondisi iklim mikro dianalisis secara deskriptif kuantitatif, kondisi topografi lahan menggunakan software ArcView 10.2. Hasil penelitian menunjukkan tingkat INP tertinggi semai yaitu jenis Leea guineensis G. Don (36,65%), tingkat pancang Piper aduncum (86,23%), tingkat tiang Piper aduncum (90,09%), tingkat pohon Ficus sp (148,29%). Struktur vegetasi jenis pionir yang lengkap dari tingkat semai sampai dengan pohon dengan keragaman yang sedang memberi dampak positif bagi kondisi iklim mikro menjadi lebih baik dan meningkatkan kualitas dan produktifitas tanah pada lahan pasca tambang galian C.

9 citations

31 Jan 2014
TL;DR: In this paper, the authors analyzed the vegetation of orchid habitat and to determine orchids species around Tambing Lake, Lore Lindu National Park area, Sedoa village, Lore Utara district, Poso regency, Central Sulawesi.
Abstract: The research objective were to analyze the vegetation of orchid habitat and to determine orchids species around Tambing Lake, Lore Lindu National Park area, Sedoa village, Lore Utara district, Poso regency, Central Sulawesi. The study employed survey method. The vegetation was recorded in 20m x 20m plots by using purposive sampling methods in orchid habitat. The collected data include all plant species and growth level swithin the sampling plot. The total observation area was 0,16 ha. The results showed that the total number of tree level of plant species recorded was 38 species comprising 9 families with the highest Importance Value Index (IVI) was 61,62%. The total number of pole level of plant species recorded was 34 species comprising 7 families with the highest IVI was 74, 43%. The total number of sapling level of plant species recorded was 37 species comprising 9 families with the highest IVI was 65,41%. Hence, The total number of seedling level of plant species recorded was 31 species comprising 7 families with the highest IVI was 49,34%. The highest IVI at all growth levels was achieved by Kaha ( Castanopsis accuminatisima ). In addition, there were 12 orchid species comprising 8 genus founded in this area,i.e; Agrostophyllum, Bulbophyllum, Calanthe, Coelogyne, Dendrobium, Dendrochyllum, Eria, and Trichotosia. Keywords : Vegetation, Orchids Habitat, Tambing Lake, Lore Lindu National Park. Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"; mso-ascii-font-family:"Times New Roman"; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:"Times New Roman"; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}

8 citations

Journal ArticleDOI
30 Nov 2020
TL;DR: In this article, the vegetation conditions and soil properties of dry land on small islands in Balikpapan Bay were uncovered by applying a line transect method, which has never been conducted before.
Abstract: Some small islands in Balikpapan Bay consist of dry land which may have different vegetation structure and composition. Our study was the first to uncover vegetation conditions and soil proper-ties of dry land on small islands in Balikpapan Bay, which has never been conducted before. The research was carried out on Kalawasan and Karantina islands. Information on vegetation was obtained by applying a line transect method. Data on soil properties were col-lected by setting up 3 sampling plots in each transect of vegetation. Parameters used for analysing vegetation including relative densi-ty, relative frequency, relative dominance, Shannon-Wiener diversi-ty index, evenness index, and similarity index. Meanwhile, data on soils were analysed descriptively. Trees on Kalawasan island were comprised of 241 individuals belonging to 21 species. There were 61 individuals (22 species) of trees on Karantina island. The diver-sity index of trees on Kalawasan and Karantina island was 2.55 and 2.72, respectively. The tree evenness index was 0.84 on Kalawasan island and 0.88 on Karantina island. The index of similarity for trees between the two islands was 0.21. Furthermore, the soil character-istics on Kalawasan and Karantina islands showed similarities. In general, soil in Kalawasan and Karantina islands could be catego-rised as marginal soil which was common in East Kalimantan. Con-sidering the rapid loss of tropical forests in the mainland of Kali-mantan indicates that the small islands of Balikpapan Bay play an important role in future biodiversity conservation in East Kalimantan.

5 citations

Journal ArticleDOI
30 Nov 2017
TL;DR: Results showed that the distribution of S. platyclados is clump on steep valley, with its altitude is in between 400 – 600 m asl, and the existence in Bukit Daun Protected Forest, Central Bengkulu District was not endangered.
Abstract: Study on the evaluation of the existence of Shorea platyclados Slooten ex Endert ( meranti bukit , meranti gunung , meranti tenam ) on its natural habitat was conducted on May 2014 in Bukit Daun Protection Forest, Central Bengkulu District, Bengkulu. Exploration and inventarisation were designed in a semi-permanent plot, in which S. platyclados is used as the center of circle plot for vegetation analysis. Results showed that the distribution of S. platyclados is clump on steep valley, with its altitude is in between 400 – 600 m asl. Shorea platyclados was a dominant species on tree stage with good regeneration in all stage with IVI = 88.00%. Pole stages were dominated by Lindera subumbelliflora (Blume) Kostermans with IVI =10.58%, and seedling stage was dominated by Syzygium cymosum DC. with IVI =7.48%. The existence of S. platyclados in Bukit Daun Protected Forest, Central Bengkulu District was not endangered.

3 citations