scispace - formally typeset
Search or ask a question
Author

Syani Bombongan Rantesalu

Bio: Syani Bombongan Rantesalu is an academic researcher. The author has an hindex of 1, co-authored 1 publications receiving 2 citations.

Papers
More filters
Journal ArticleDOI
30 Dec 2018
TL;DR: In this article, it was concluded that Moses ordered the Israelites to love God by the method of teaching repeatedly, talking at all times, binding to their hands and forehead and writing on the door of the house and gate, then every Israelite looked at God in sacredness and studied God in the context of life with, so that the teachings of God are one with the child and are realized in every life.
Abstract: A Primary educator is that parents have an obligation to educate their children to know God. God through Moses ordered the parents of the Israelites to love God with all their heart and not only be limited to that but then also taught their children about God. The method delivered by Moses, which must be done by parents is to teach repeatedly, talk at all times, tie it to the hands and forehead and write on the door and the gate. From these four methods it can be concluded that Moses commanded the Israelites to love God by the method of teaching repeatedly, talking at all times, binding to their hands and forehead and writing on the door of the house and gate, then every Israelite looked at God in sacredness and studied God in the context of life with, so that the teachings of God are one with the child and are realized in every life. Abstrak: Pendidik yang utama adalah para orang tua yang memiliki kewajiban untuk mendidik anak-anak mereka untuk mengenal Allah. Allah melalui Musa memerintahkan agar para orang tua di Israel untuk mengasihi Allah dengan segenap hati dan tidak hanya terbatas pada hal tersebut, melainkan juga mengajarkan anak-anak mereka tentang Allah. Metode yang diajarkan oleh Musa agar para orang tua mengajarkan hal tersebut kepada anak-anak secara berulang-ulang, membicarakannya dalam segala waktu, mengikatnya di tangan dan dahi mereka serta menuliskannya pada pintu rumah dan pintu gerbang. Dari empat metode ini dapat disimpulkan bahwa Musa memberikan perintah orang-orang Israel untuk mengasihi Allah dengan cara mengajarkannya secara berulang-ulang, membicarakannya di segala waktu, mengikatnya pada tangan dan dahi, serta menulikannya pada pintu dan gerbang, maka setiap anak-anak Israel akan memandang Allah dengan kekudusan dan belajar tentang Allah melalui kehidupan, sehingga pengajaran tentang Allah dinyatakan dalam setiap kehidupan.

7 citations


Cited by
More filters
Journal ArticleDOI
30 Apr 2022-Harati
TL;DR: In this paper , the main role of parents in educating children based on the book of Deuteronomy 6:4-9 is discussed, where parents introduce God to their children through teaching, secondly teach God's commands repeatedly and thirdly, become an example in loving God.
Abstract: Educating children is a must for parents, because parents are responsible to God. Parents cannot make busy work an excuse for not educating their children in God, and regard it as the duty and responsibility of the school and church. Being a parent means taking on a great responsibility, namely educating children in all aspects. This responsibility is not something that is easily delegated to other parties, such as schools or churches, but is something that is integral to the life of every parent. The growth and development of children's knowledge will depend on the role of parents. This article tries to provide an understanding regarding the main role of parents in educating children based on the book of Deuteronomy 6:4-9. First, parents introduce God to their children through teaching, secondly teach God's commands repeatedly and thirdly, become an example in loving God. This article uses descriptive qualitative research with a literature and biblical text approach and focuses on discussing the role of parents in educating children based on Deuteronomy 6:4-9. Mendidik anak adalah sebuah keharusan bagi para orang tua, karena orang tua bertanggung jawab kepada Tuhan Allah. Orang tua tidak bisa menjadikan kesibukan bekerja menjadi alasan untuk tidak mendidik anak-anak di dalam Tuhan, dan mengangap hal itu sebagai tugas dan tanggungjawab pihak sekolah maupun gereja. Menjadi orang tua berarti mengemban Tanggung jawab yang besar yaitu mendidik anak dalam segala aspek. Tanggungjawab ini bukanlah merupakan sesuatu yang dengan mudah saja dilimpahkan ke pada pihak lain, seperti sekolah maupun gereja, melainkan merupakan sesuatu yang terintegral dalam kehidupan setiap orang tua. Tumbuh kembang dan pengetahuan anak akan sangat bergantung pada peran orang tua. Artikel ini mencoba memberi pemahaman terkait Peran utama orang tua dalam mendidik anak berdasarkan kitab Ulangan 6:4-9. Pertama orang tua memperkenalkan Tuhan kepada anak melalui pengajaran, kedua mengajarkan perintah Tuhan secara berulang-ulang dan yang ketiga menjadi Teladan dalam mengasihi Tuhan. Artikel ini mengunakan penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan pustaka dan teks Alkitab dan berfokus pada pembahasan mengenai Peran orang tua dalam mendidik anak berdasarkan Ulangan 6:4-9.

4 citations

Journal ArticleDOI
TL;DR: In this article , the authors used a qualitative approach with hermeneutic studies to obtain an overview of the learning model based on Deuteronomy 6:4-9 by exploring text analysis which can then be used as a reference or implementation for parents in carrying out child faith development in the disruptive era.
Abstract: Abstract: Fostering faith in children becomes the task of parents. In particular, in the disruptive era, on the one hand, it is a challenge for parents, but on the other hand as an opportunity in the development of faith and potential of children. Not all parents have faced challenges in the disruptive era in carrying out the duties and responsibilities of fostering children's faith. The development of technology makes children addicted to gadgets so that it has an impact on their faith life. This study aims to obtain an overview of the learning model based on Deuteronomy 6:4-9 by exploring text analysis which can then be used as a reference or implementation for parents in carrying out child faith development in the disruptive era. This research uses a qualitative approach with hermeneutic studies. The results of this study found that the learning model that parents can apply in child development based on Deuteronomy 6:4-9 is through teaching repeatedly, talking about God's Word that is not limited by time and space, binding and writing it down. In the era of technology in carrying out the task of faith coaching, parents in teaching repeatedly by using or utilizing technological media that are not limited by time and space, so that children's faith development will be more effective in describing the child's spiritual life.Abstrak: Pembinaan iman pada anak-anak menjadi tugas orang tua. Secara khusus di era disruptif di satu sisi menjadi tantangan bagi orang tua, namun di sisi lain sebagai peluang dalam pengembangan iman dan potensi anak. Tidak semua orang tua sudah siyap menghadapi tantanga di era disruptif dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab pembinaan iman anak. Perkembangan teknologi membuat sebagaian anak kecanduan gadget sehingga berdampak pada kehidupan imannya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang model pembelajaran yang didasarkan pada Ulangan 6:4-9 dengan melakukan eksplorasi analisis teks yang kemudian dapat dijadikan acuan atau implementasi bagi orang tua dalam melakukan pembinaan iman anak di era disruptif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan kajian hermenutika. Hasil kajian ini ditemukan bahwa model pembelajaran yang dapat diterapkan orang tua dalam pembinaan anak berdasarkan Ulangan 6:4-9 yaitu melalui mengajar secara berulang-ulang, membicarakan Firman Tuhan yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, mengikatkan dan menuliskannya. Dalam era disruosi teknologi dalam melaksanakan tugas pembinaan iman, orang tua dalam mengajar secara berulang-ulang dengan menggunakan atau memanfaatkan media teknologi yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, sehingga pembinaan iman anak akan menjadi lebih efektif dalam mendewasan kehidupan rohani anak.

1 citations

Journal ArticleDOI
06 Jan 2021
TL;DR: The canonical meaning of the insertion of the text of Deuteronomy 1: 1-8 in the overall Deuteronomic framework has been investigated in this article, where the author used canonical hermeneutics developed by Brevard S Childs, which enables the interpreter to see the intent of the editor of the Scriptures in the preparation of text sequences in such a way as to the perspective of the final canon.
Abstract: This paper is an attempt to find out the canonical meaning of the insertion of the text of Deuteronomy 1: 1-8 in the overall framework of Deuteronomy The method used in this research is canonical hermeneutics developed by Brevard S Childs, this approach enables the interpreter to see the intent of the editor of the Scriptures in the preparation of text sequences in such a way as to the perspective of the final canon The canonical analysis shows that Deuteronomy 1: 1-8 is the initial part of the minor form (chapters 1-4) that is deliberately inserted and placed at the front as a close link to the previous book (even the first four books of the holy book) and is both an introduction and legitimacy of authority Deuteronomy even for the whole Deuteronomic History This text comes from the editor of the exile and gives a message of new hope for the exiled Israeli communityThis paper is an attempt to find out the canonical meaning of the insertion of the text of Deuteronomy 1: 1-8 in the overall framework of Deuteronomy The method used in this research is canonical hermeneutics developed by Brevard S Childs, this approach enables the interpreter to see the intent of the editor of the Scriptures in the preparation of text sequences in such a way as to the perspective of the final canon The canonical analysis shows that Deuteronomy 1: 1-8 is the initial part of the minor form (chapters 1-4) that is deliberately inserted and placed at the front as a close link to the previous book (even the first four books of the holy book) and is both an introduction and legitimacy of authority Deuteronomy even for the whole Deuteronomic History This text comes from the editor of the exile and gives a message of new hope for the exiled Israeli community

1 citations

Journal ArticleDOI
TL;DR: Pengajaran ying dilakukan orang tua berulang-ulang, menunjukkan bahwa isi pengajara tersebut memiliki nilai penting and manfaat ying akan mendatangkan perhatian (attention) pada diri anak, kemudian diencoding as mentioned in this paper .
Abstract: Dalam Pendidikan Kristen Keluarga diperlukan suatu model pembelajaran yang tepat, sehingga pengajaran tersebut dapat disimpan dalam memori anak. Ulangan 6:4-9 bukan hanya sekedar menjadi konsep teologi dalam Pendidikan Keluarga melainkan juga menjadi suatu model pembelajaran yang relevan dalam Teori Pemrosesan infomasi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui implementasi model pembelajaran berdasarkan Ulangan 6:4-9 yang berbasis pada teori pemrosesan informasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode eksegese dan kajian kepustakaan. Hasil kajian menunjukkan bahwa isi pengajaran dalam Pendidikan keluarga berdasarkan pada Ulangan 6:4-9 mengenalkan kepada anak hanya pada Allah Yang Esa sejak dini, yang harus diajarkan dengan model berulang-ulang dan mengikatkan pada diri anak, sehingga pengajaran akan tersimpan dalam long term memory di dalam diri anak. Pengajaran yang dilakukan orang tua berulang-ulang, menunjukkan bahwa isi pengajaran tersebut memiliki nilai penting dan manfaat yang akan mendatangkan perhatian (attention) pada diri anak, kemudian diencoding. Menerapkan model pembelajaran dengan mengajar secara berulang-ulang akan menjadikan pemahaman dan pengetahuan anak dipertajam, tersimpan dan akan dapat dipanggil kembali dalam memecahkan masalah serta membentuk pada pribadi yang kokoh iman.
Journal ArticleDOI
TL;DR: In this article , anak melalui kajian eksegesis Ulangan 6:4-9 memberikan pedoman kepada orang tua dalam mempraktikkan pendidikan agama Kristen dalam keluarga.
Abstract: Artikel ini bertujuan meneliti prinsip Pendidikan Agama Kristen (PAK) anak melalui kajian eksegesis Ulangan 6:4-9. Penelitian ini menggunakan metode deskriftif kualitatif dengan mengambil dari beberapa sumber pustaka. Konstruksi prinsip-prinsip PAK anak berdasarkan Ulangan 6:4-9 dapat membantu untuk menciptakan penekanan yang lebih seimbang antara kemampuan akademis dan formasi spiritual. Keduanya dipandang dapat memperlengkapi generasi penerus untuk menghadapi tantangan global. Dengan demikian, tujuan utama dari PAK anak adalah untuk membangun suatu generasi penerus yang dapat berkontribusi kepada masyarakat luas dengan prinsip-prinsip iman Kristen yang kokoh. Ulangan 6:4-9 memberikan pedoman kepada orang tua dalam mempraktikkan pendidikan agama Kristen dalam keluarga. Keluarga perlu menjadi tempat pertama anak mengakui hanya ada Tuhan yang Esa, mengasihi Tuhan yang Esa, melakukan perintah Tuhan yang Esa, membicarakan perintah Tuhan yang Esa, merenungkan perintah yang Esa dan menjadi saksi Tuhan yang Esa.