scispace - formally typeset
Search or ask a question

Showing papers in "Nurse Media Journal of Nursing in 2010"


Journal ArticleDOI
TL;DR: Penelitian yang dilakukan di wilayah Puskesmas Bukateja Purbalingga pada bulan September – Oktober 2004 ini, bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan fisik: senam aerobik terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita DM tipe 2.
Abstract: Diabetes mellitus tipe 2 adalah suatu keadaan hiperglikemia yang disebabkan gangguan pada resistensi insulin dan sekresi insulin sehingga metabolisme tubuh juga terganggu. Pada DM tipe 2, latihan fisik berperan sebagai glycemic control yaitu mengatur dan mengendalikan kadar gula darah. Latihan fisik yang dianjurkan salah satunya adalah senam aerobik, yang bertujuan meningkatkan dan mempertahankan kesegaran tubuh dan dilaksanakan sesuai prinsip F.I.T.T (Frekuensi, Intensitas, Time dan Tipe). Penelitian yang dilakukan di wilayah Puskesmas Bukateja Purbalingga pada bulan September – Oktober 2004 ini, bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan fisik: senam aerobik terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita DM tipe 2. Jenis penelitian ini merupakan penelitian pra eksperimen tanpa kelompok kontrol. Responden yang menjadi subyek penelitian adalah 22 orang yang menderita DM tipe 2. Alat pengumpulan data berupa kuesioner tentang karakteristik responden dan observasi untuk mengetahui kadar gula darah sebelum dan sesudah latihan.Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh latihan fisik: senam aerobik terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita DM tipe 2 di Wilayah Puskesmas Bukateja Purbalingga (p=0.0001) dengan penurunan rata – rata sebesar 30,14 mg%.

28 citations


Journal ArticleDOI
TL;DR: In this article, the influence of the nurse's perception about function of the head nurse management toward nursing care management implementation at Inpatient Room of Dr. Amino Gondohutomo District Mentally Hospital in Semarang was analyzed.
Abstract: Influence of the Nurse’s Perception about Function of the Head Nurse Management toward Nursing Care Management Implementation at Inpatient Room of Dr. Amino Gondohutomo District Mentally Hospital in Semarang. The functions of management such as planning, organizing, guiding, monitoring, and controlling had not been done well by the head nurse. Nursing management is important to determine the nursing care services for client at inpatient room. Aim of this research was to analyse influence of the nurse’s perception about function of the head nurse management toward nursing care management implementation at Inpatient Room of Dr. Amino Gondohutomo District Mentally Hospital in Semarang. This was a quantitative and qualitative research with cross sectional approach. Population was nurses at inpatient room and all head nurses. Number of sample was 52 nurses taken by Proportionate stratified random sampling at 12 inpatient rooms. The questionair was used to collect data continued with cross check to the head nurses about perception of management. Result of this research showed that implementing of nursing care management is good (65,4%). Perception of a nurse about the head’s nurse management namely: (1) Good planning (53,8%), no significant association (p=0,857), and no influence (p=0,543, Exp B=0,700). (2) Good organizing (55,8%), no significant association (p=0,982), and no influence (p=0,982, Exp B=1,013). (3) Good guiding (75%), significant associated (p=0,002), and significant influence (p=0,035, Exp B=4,888). (4) Not good monitoring (51,9%), significant association (p=0,007), and significant influence (p=0,068, Exp B=3,679). (5) Not good controlling (59,6%), no significant association (p=0,873), and no influence (p=0,873, Exp B=1,100). Conclusion of the research is the nurse who perceives not good the head’s nurse guiding has a risk to be not implementing the nursing care management (p=0,035, Exp B=4,888), and the nurse who perceives not good the head’s nurse monitoring has a risk to be not implementing the nursing care management (p=0,068, Exp B=3,679).

8 citations


Journal ArticleDOI
TL;DR: Menyusui merupakan salah satu tugas perkembangan perempuan setelah melahirkan. as mentioned in this paper menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.
Abstract: Menyusui merupakan salah satu tugas perkembangan perempuan setelah melahirkan. Tidak semua perempuan dapat melewati tugas tersebut dengan baik karena berbagai kondisi, salah satu kondisi tersebut adalah karena ibu bekerja. Banyak permasalahan menyusui ditemukan pada ibu bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang pengalaman menyusui pada ibu bekerja. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Jumlah partisipan enam orang ibu menyusui yang berada di wilayah Kendal. Hasil wawancara pada partisipan didapatkan informasi tentang berbagai perasaan, persepsi, pemahaman dan pengetahuan ibu tentang menyusui, motivasi menyusui, bagaimana praktik menyusui secara eksklusif, hambatan-hambatan yang ditemukan dan dukungan yang diharapkan dari tempat dimana ibu bekerja. Dengan informasi ini dapat dijadikan acuan bagi perawat di dalam memberikan konseling menyusui bagi ibu bekerja mulai dari antenatal sampai postnatal. Bagi pemerintah dapat digunakan sebagai bahan evaluasi keberhasilan program menyusui, dan bagi tempat perempuan bekerja dapat sebagai pertimbangan memberikan dukungan dan fasilitas menyusui bagi perempuan bekerja yang menyusui.

6 citations


Journal ArticleDOI
TL;DR: In this paper, peran perawat adalah memberikan arahan pada keluarga untuk lebih terbuka pada lansia.
Abstract: Post Power Syndrome merupakan keadaan yang menimbulkan gangguan fisik, sosial, dan spiritual pada lanjut usia saat memasuki waktu pensiun sehingga dapat menghambat aktifitas mereka dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Lansia sangat membutuhkan peran serta dari keluarga dalam menghadapi masalah post power syndrome tersebut. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Populasi adalah lansia usia antara 60 sampai dengan 65 tahun yang sudah menjalani masa pensiun. Sampel dilakukan secara purposive dengan informan berjumlah 5 orang. Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam. Post power syndrome yang terjadi pada lansia mengakibatkan dampak pada fisik, sosial dan spiritual. Gangguan fisik yang dialami lansia menyebabkan aktifitas lansia terhambat. Masalah sosial menyebabkan lansia kurang berpartisipasi dalam kegiatan sosial di masyarakat. Masalah spiritual menyebabkan lansia kurang aktif dalam kegiatan keagamaan. Pendekatan fisik yang dilakukan keluarga dirasakan masih kurang oleh lansia. Keluarga di dalam membantu lansia menghadapi masalah post power syndrome dilakukan dengan tiga cara pendekatan yaitu pendekatan fisik, sosial, dan spiritual secara optimal. Perhatian yang diberikan keluarga kepada lansia tidak semua ditanggapi positif dan bahkan dapat menyebabkan persepsi negatif oleh lansia. Keluarga hendaknya mengoptimalkan perhatian dalam menghadapi lansia yang sedang menghadapi masalah post power syndrome. Peran perawat adalah memberikan arahan pada keluarga untuk lebih terbuka pada lansia sehingga timbul kepercayaan pada lansia untuk bercerita pada keluarga.

6 citations


Journal ArticleDOI
TL;DR: Menua merupakan proses fisiologis ying akan mengurangi semua fungsi organ, salah satunya adalah pada sistem muskuloskeletal ying dapat menyebabkan keterbatasan gerak.
Abstract: Menua merupakan proses fisiologis yang akan mengurangi semua fungsi organ, salah satunya adalah pada sistem muskuloskeletal yang dapat menyebabkan keterbatasan gerak. Penurunan gerak persendian akan mengurangi aktivitas fisik. Latihan ROM adalah salah satu alternatif latihan bagi lansia yang akan memulai program latihan yang lebih tinggi. Penelitian akan melihat peningkatan fleksibilitas sendi lutut setelah latihan ROM selama 6 minggu. Penelitian ini merupakan eksperimen dengan pre post test design. Subyek sebanyak 8 yang dilakukan latihan ROM sebanyak 5 kali dalam seminggu selama 6 minggu. Fleksibilitas sendi diukur pada sebelum, setelah 3 minggu dan setelah 6 latihan ROM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan yang signifikan antara pengukuran pertama-kedua pada fleksi sendi lutut kanan dan kiri dan antara pengukuran pertama-ketiga pada fleksi sendi lutut kiri. Simpulan pada penelitian ini adalah latihan ROM selama dapat meningkatkan fleksibilitas sendi lutut kiri sebesar 35° atau 43,75%.

6 citations


Journal ArticleDOI
TL;DR: In this paper, penelitian ini bermanfaat untuk membantu penyembuhan pasien/klien and bertujuan untuk mengetahui seberapa besar dampak terapi musik ying berpengaruh pada perubahan respon fisiologis terhadap kecemasan ying dilihat dari tekanan darah, respirasi, and nadi.
Abstract: Terapi musik adalah sebuah terapi kesehatan yang menggunakan musik di mana tujuannya adalah untuk meningkatkan atau memperbaiki kondisi fisik, emosi, kognitif, dan sosial bagi individu dari berbagai kalangan usia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar dampak terapi musik yang berpengaruh pada perubahan respon fisiologis terhadap kecemasan yang dilihat dari tekanan darah, respirasi dan nadi. Penelitian ini bermanfaat untuk membantu penyembuhan pasien/klien. Selain itu, sebagai bahan informasi akurat untuk profesi keperawatan dan profesi kesehatan lainnya untuk mengimplementasikan terapi musik sebagai terapi non farmakologi. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan menggunakan one group pre test dan post tes design tanpa group kontrol. Berdasarkan hasil penelitian 90% responden mengalami perubahan penurunan tekanan darah sistol, 95% responden mengalami perubahan penurunan tekanan darah diastole, 60% responden mengalami perubahan penurunan respirasi, 100 % responden mengalami perubahan penurunan nadi. Dari nilai signifikansi hasil uji Paired Sample t-Test yaitu 0,000 – 0,002 yang nilainya lebih kecil dari taraf kesalahan () 0,05 atau dengan signifikansi 95 %, maka hipotesis Ho ditolak sedangkan Ha diterima. Kesimpulan penelitian ini adalah terapi musik efektif untuk menurunkan perubahan respon fisiologis terhadap kecemasan yang dirawat diruang ICU-ICCU Peneliti menyarankan untuk menerapkan terapi musik ini dilingkungan rumah sakit.

5 citations


Journal ArticleDOI
TL;DR: Result of this research showed that the must quality of treatment chateter is enough, good, good and less and there is relation between quality of chateter treatment with the occurrence of nosocomial infection of urinary tract.
Abstract: Nosocomial infection refer to occurrence the often happen in hospital and can causes import to patient, family and hospital of self. Once of infection that often happened is infection of urinary tract at the patient with dower chateter. Factors that caused nosocomial infection of urinary tractare hospes, agent, installation procedure, old of installed chateter and quality of chateter treatment. This research ago to know the quality chateter treatment with the occurrence of nosocomial infection urinary tract. The research method is observation and the instrument used observation sheet. Independent variable in this research is the quality of chateter treatment and for the dependent variable is occurrence as nosocomial infection of urinay tract. The research subject is cause who had Diploma degree and Graduate of nursing, male patient that treated in Roemani’s Hospital, wear installed dower chateter, age of respondent between 18 – 55 years old, medic diagnose was not tractus urinarius infection, not consume antibiotic and agree to be respondent. Amount of sample are 30 respondents. Result of this research showed that the must quality of treatment chateter is enough (50%), good (30%) and less (20%). Number of occurrence of nosocomial infection of urinary tract that got chateter treatment with good quality was 22.22%, enough 26.67% and less 83.33%. To decrease the occurrence of nosocomial infection of urinary tract that cause by installing of chateter was need the increasing the quality of chateter treatment that appropriate to the nursing procedure standart and the pressed of infection prevention. Statistic test used Chi Square test to examine the relation between the quality of chateter treatment with the occurrence of nosocomial infection of urinary tract. Chi Square analisis result t count (7.081) > t table (5.99) and p value (0.029) < 0.05. Which means that there is relation between quality of chateter treatment with the occurrence nosocomial infection of urinary tract.

4 citations


Journal ArticleDOI
TL;DR: The research wants to know the relationship between the characteristic and the motivation of the performer nurse in applying therapeutic communication of working phase, by considering the nurse characteristic of the age side, sex, education, the long-term work and training.
Abstract: The nursing service in a hospital is a major part of the health service given to the clients. Thus, the quality of the health service is extremely determined by the quality of the nursing service and it’s influenced by the nurse effectively in giving the nursing treatment to the clients. The importance of the nurse in guiding the trust relationship to the clients through a therapeutic communication is useful as a support in establishing the nursing treatment, in order that it can be recognized what is being required by the clients. The research want to know the relationship between the characteristic and the motivation of the performer nurse in applying therapeutic communication of working phase, by considering the nurse characteristic of the age side, sex, education, the long-term work and training. This research used correlative descriptive design using cross sectional. This research took samples of the performer nurse in Islamic Hospital Sultan Agung Semarang to 47 people using a technique of simple random sampling. The data were collected by utilizing questioner filled by the respondents. The result of univariat analysis indicates that the nurse motivation in Islamic Hospital Sultan Agung Semarang is in a high category (80,9%). While, bivariate analysis is recognized that the nurse characteristic has a significant correlation with the nurse motivation in applying therapeutic communication of working phase, that is, to the education dimension with significance 0,000, to the training dimension with significance 0,000, to the age dimension with significance 0,021, to the long-term work dimension with significance 0,034, however, there is a variable statistically not having a meaning relationship namely to the sex dimension with significance 0,135.

4 citations


Journal ArticleDOI
TL;DR: Pekerja Seks Komersial (PSK) merupakan salah satu kelompok paling rentan terinfeksi HIV karena transmisi HIV melalui hubungan seksual mer upakan transmisi penularan paling tinggi di antara cara penulara HIV lainnya as discussed by the authors.
Abstract: Peningkatan secara dramatis jumlah populasi penderita HIV/AIDS menimbulkan krisis kesehatan di dunia. Pekerja Seks Komersial (PSK) merupakan salah satu kelompok paling rentan terinfeksi HIV karena transmisi HIV melalui hubungan seksual merupakan transmisi penularan paling tinggi di antara cara penularan HIV lainnya. Informasi tentang HIV/AIDS menjadi sangat penting bagi PSK untuk pencegahan HIV/AIDS mengingat semakin meningkatnya jumlah penderita HIV/AIDS. Desain penelitian adalah quasi experiment with control group. Jenis sampel penelitian adalah total sampling dengan jumlah sampel 57 responden kelompok kontrol dan 57 responden kelompok intervensi. Hasil penelitian menunjukkan pendidikan kesehatan dengan metode PE (peer education) sangat efektif untuk meningkatkan pengetahuan (p-value= 0,000) dan sikap (p-value=0,000). Ada perbedaan pengetahuan pada kelompok yang diberikan pendidikan kesehatan dengan kelompok yang tidak diberikan pendidikan kesehatan (p-value=0,000). Ada perbedaan sikap pada kelompok yang diberikan pendidikan kesehatan dengan kelompok yang tidak diberikan pendidikan kesehatan (p-value=0,000). Dari hasil tersebut perlu adanya pembinaan, supervisi dan pelatihan secara kontinu pada peer educator dan perekrutan peer educator baru sebagai ujung tombak dalam upaya promotif dan preventif HIV/AIDS.

4 citations


Journal ArticleDOI
TL;DR: In this article, penelitian ini bertujuan untuk menganalisa efek dari balance exercise terhadap peningkatan stabilitas postural pada lansia.
Abstract: Stabilitas postural adalah masalah yang umum pada lansia. Balance exercise dapat dijadikan alternative latihan bagi lansia. Latihan ini meliputi 5 gerakan (plantar flexion, hip flexion, hip flexion, knee flexion dan side leg raise). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa efek dari balance exercise terhadap peningkatan stabilitas postural pada lansia. Penelitian ini menggunakan design pre eksperimen. Populasi yang digunakan adalah lansia di Panti Wreda Bangkalan. Total sampel adalah 11 responden, yang diambil berdasarkan kriteria inklusi. Variabel dependen adalah balance exercise dan variabel independen adalah stabilitas postural. Stabilitas postural diukur menggunakan 2 tes, yaitu tes Tinetti dan TUGT (Time Up and Go Test). Data dianalisa menggunakan paired t test dengan level signifikan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa balance exercise secara signifikan dapat meningkatkan stabilitas postural. Pada tes Tinetti (p=0,000) dan di TUGT (p=0,001). Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hasil yang signifikan antara balance exercise dengan peningkatan stabilitas postural pada lansia. Hal ini disebabkan Karena balance exercise dapat membuat otot lansia menjadi hipertrofi. Hipertrofi dapat meningkatkan kekuatan otot sehingga stabilitas postural lansia dapat meningkat. Penelitian yang akan datang diharapkan melibatkan lebih banyak responden dengan waktu penelitian yang lebih lama dan pengukuran yang lebih baik untuk memastikan hasil yang lebih akurat.

4 citations


Journal ArticleDOI
TL;DR: The family used coping mechanism being effective to face family member drugs addicted, which used constructive coping with activate coping strategies whether internal or external.
Abstract: Drugs addicted is condition which is conceptualized as a mental illness, that consider about mental and behavior disorders caused drugs abuse. Family’s coping to family member drugs addicted, talked about various coping which used by family within face so many problems that emerge caused by drugs addicted. The problem formulation was how family’s coping to face family member drugs addicted? The research aims were to know about sign and phenomenon drugs addicted, family response towards family member drugs addicted, to know kind of coping and identified coping strategies that used whether internal or external. Approach research method used qualitative design with phenomenology. Research instrument used in depth interview. The results were signs and phenomenon drugs addicted who had different, family responses: feel confused, worry, sad, guilty, disappointed and embarrassed to community. Whereas, family’s coping used constructive coping with activate coping strategies whether internal or external. Conclusion: The family used coping mechanism being effective to face family member drugs addicted.

Journal ArticleDOI
TL;DR: Kesehatan jiwa merupakan bagian integral dari faham kese hatan baik pada upaya preventif, promotif, kuratif maupun rehabilitatif di semua tingkat usia termasuk kelompok lanjut usia yang tidak dikenali (underdiagnosed) dan tidak diobati (undertreated).
Abstract: Kesehatan jiwa merupakan bagian integral dari faham kesehatan baik pada upaya preventif, promotif, kuratif maupun rehabilitatif di semua tingkat usia termasuk kelompok lanjut usia. Diperkirakan pada tahun 2020 depresi akan menduduki peringkat teratas penyakit yang dialami lanjut usia di negara berkembang termasuk Indonesia. Gangguan depresi pada lanjut usia kurang dipahami sehingga banyak kasus depresi pada lanjut usia yang tidak dikenali (underdiagnosed) dan tidak diobati (undertreated). Olahraga dapat menjadi penyembuh untuk berbagai gejala kejiwaan, dapat mengurangi kekhawatiran, depresi, keletihan dan kebingungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat depresi pada lansia sebelum dan sesudah dilakukan senam bugar lansia. Penelitian ini dilaksanakan dengan desain pre – post test one group, menggunakan pendekatan cross sectional dan purposive sampling methode. Bentuk perlakuan yang diberikan adalah senam bugar lansia sebanyak 6 sesi. Hasil uji Z menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat depresi pada lansia antara sebelum dan sesudah dilakukan senam bugar lansia dimana Z = -3,276 dan p value = 0,001 (p < 0,05). Jumlah keseluruhan lansia yang mengalami penurunan depresi adalah 66,7 % dan diklasifikasikan sebagai depresi fisiologis. Ada perbedaan tingkat depresi lansia sebelum dan sesudah dilakukan senam bugar lansia.

Journal ArticleDOI
TL;DR: Saxitoxin is poison where can be a block agent function to exclude Na+ into nerve membrane, it's toxin can be attack nerves membrane then rise of paralytic, death rate by paralytic cases gain to 20% of human exposure.
Abstract: Dinoflagellata is a micro algae where live in water habitat and about 30 species can produce poison material called “sax toxin”. Organic water pollution is one of a stimulant agent blooming algae that is caused by nutrient abundance. Poison mobility from marine organisms to human body usually pass through food chain mechanism, where human ingestion contaminated shellfish by toxin Dinoflagellata that produce sax toxin. It’s toxin can be attack nerves membrane then rise of paralytic. This virulence caused by bounding of conducive nerves trait. Saxitoxin is poison where can be a block agent function to exclude Na+ into nerve membrane. Death rate by paralytic cases gain to 20% of human exposure.

Journal ArticleDOI
TL;DR: Orem’s Self Care Theory is described, which is used in nursing science for giving conceptual framework as a practical guidance and building self care knowledge through research, and applied in homeless setting.
Abstract: Homeless health is government and NGO’s responsibilities for creating optimal citizen health status. Homeless is one of community health nursing clients. The Self Care Theory is used in nursing science for giving conceptual framework as a practical guidance and building self care knowledge through research. Orem described self care as a continuing intervention. It was needed and done by adult to be survived, healthy, and wellness. This theory is also used in homeless setting by many experts. This article aims to describe Orem’s Self Care Theory, describe homeless’ self care, and apply Orem’s Self Care Theory in homeless setting.

Journal ArticleDOI
TL;DR: Pengukuran tekanan darah pada kedua lengan >10 mmHg, dengan test value = 10, didapatkan nilai p = 0,012 (< 0,025/½) as discussed by the authors.
Abstract: Secara teori dianjurkan untuk melakukan pengukuran tekanan darah pada kedua lengan kanan dan kiri khususnya pada kasus-kasus baru Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisis perbedaan hasil pengukuran tekanan darah yang dilakukan di lengan kanan, dan yang dilakukan di lengan kiri pada penderita hipertensi di RSUD DR H Abdul Moeloek Propinsi Lampung Desain penelitian yang dipakai adalah studi analitik dengan pendekatan observasional Instrumen pengukuran menggunakan oscillometry Sampel terdiri dari 31 responden yang diambil dengan teknik consecutive sampling Dari hasil analisa statistik menggunakan t-test (uji mean), diketahui bahwa rata-rata selisih hasil pengukuran tekanan darah pada kedua lengan >10 mmHg, dengan test value = 10, didapatkan nilai p = 0,012 (< 0,025/½) Oleh karena itu, diambil kesimpulan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil pengukuran tekanan darah yang dilakukan di lengan kanan dan lengan kiri pada penderita hipertensi