Eggs are highly nutritious foods, yet intake by children in Ethiopia is low. We hypothesized that a nutrition-sensitive poultry intervention improves nutritional status of children 6–18 months using a 6-month cluster randomized controlled community trial. Intervention group (IG) children received a gift of two egg-laying hens in a ceremony where children’s ownership of the chickens was declared by community leaders. Parents promised to add more hens and feed the owner-child one-egg-a-day. Trained community workers reinforced egg feeding, environmental sanitation and poultry husbandry. Control group (CG) mothers received usual nutrition education on child feeding. At baseline 29.6% of children were stunted, 19.4% underweight and 8.6% wasted. Egg consumption significantly increased only in IG, at 6 months. The intervention increased weight-for-age and weight-for-height z-scores by 0.38 (95% CI = 0.13–0.63) and 0.43 (95% CI = 0.21–0.64), respectively. Binary logit model indicated IG children were 54% (Odds ratio [OR] = 0.46; 95% CI = 0.26–0.84) and 42% (OR = 0.58; 95% CI = 0.37–0.91) less likely to be underweight and stunted, respectively, compared to CG. IG children attained the milestone of running (p = 0.022; AHR = 1.43; 95% CI = 1.05–1.95), kicking a ball (p = 0.027; AHR = 1.39; 95% CI = 1.04–1.87) and throwing a ball (p = 0.045; AHR = 1.37; 95% CI = 1.01–1.86) earlier than CG. This nutrition-sensitive child-owned poultry approach should be implemented where animal-source food intake is low.

https://www.mdpi.com/1660-4601/19/22/15305/pdf?version=1668846987

Effect of a Child-Owned Poultry Intervention Providing Eggs on Nutrition Status and Motor Skills of Young Children in Southern Ethiopia: A Cluster Randomized and Controlled Community Trial

Pada umumnya usia 1-3 tahun pertama kehidupan akan menentukan kualitas hidup anak di kemudian hari.  Pertumbuhan optimal dan perkembangan bertujuan untuk membuat anak tidak hanya tumbuh secara fisik, tetapi juga memiliki kualitas hidup yang baik. Status gizi yang baik memainkan peran dalam membantu perkembangan anak. Masalah dalam penelitian ini terdapat 2 (20%) anak yang mengalami penyimpangan dari yang seharusnya tidak ada. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan status  gizi dengan perkembangan anak usia toodler (1-3 tahun) di desa Aeng TongTong Kecamatan Saronggi. Desain penelitian yang digunakan adalah analitik dengan dengan rancangan cross sectional . Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 38 anak dan sampelnya yaitu sebanyak 35 anak dengan menggunakan KPSP dan kuesioner. Teknik sampel yang digunakan yaitu simple random sampling . Sedangkan analisis data menggunakan uji spearman Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (65,7%) anak memiliki status gizi normal, dan sebagian besar (51,4%) anak mengalami perkembangan yang sesuai. Dari hasil uji statistik menunjukkan  (ρ = 0,664 ˃ α = 0,05) sehingga H 1 ditolak artinya tidak ada hubungan antara status gizi dengan perkembangan. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah status gizi tidak memiliki korelasi dengan perkembangan anak yang  dimana status gizi anak yang kurus tidak selamanya menyebabkan perkembangan anak  menjadi menyimpang dan sebaliknya status gizi anak yang normal tidak selamanya menyebabkan perkembangan anak menjadi sesuai, kemungkinan ada faktor lain yang dapat mempengaruhi perkembangan pada anak. Kata Kunci : Perkembangan Anak, Status Gizi, Toodler

Hubungan status gizi dengan perkembangan anak usia toodler (1-3 tahun) di desa aeng tongtong kecamatan saronggi kabupaten sumenep tahun 2014

Latar belakang ; Masa balita merupakan masa emas dimana harus diperhatikan serius pada masa ini merupakan pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya, Pada kelompok usia ini merupakan kelompok rawan terhadap masalah gizi. Hasil riset kesehatan dasar tahun 2015, sebanyak 12,4% anak di Jawa Tengah mengalami gizi kurang. Tujuan: mengetahui hubungan antara status gizidenganperkembanganmotorickasarpadaanakusia 1-3 tahun di Posyandu Lestari Sumberagung Kecamatan Batuwarno Kabupaten Wonogiri. Metode : penelitian ini dengan menggunakan metode obsevasional analitik dengan pendekatan cross sectional . Sampel pada penelitian berjumlah 28 balita anggota posyandu Lestari yang diambil dengan cara purposive sampling didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri berdasarkan kriterian inklusi. Uji yang digunakan adalah Spearman Rank . Hasil :Â  ada hubungan yang signifikan antara hubungan status gizi dengan perkembangan motorik kasar pada anak usia 1-3 tahun di Posyandu Lestari Sumberagung Kecamatan Batuwarno dengan nilai I-value sebesar <0,05 (0,000<0,05). Kesimpulan : terdapat hubungan antara status gizi dengan perkembangan motoric kasar pada anak usia 1-3 tahun di Posyandu Lestari Sumberagung Kecamatan Batuwarno Kabupaten Wonogiri. Â  Kata Kunci : Status Gizi, Perkembangan Motorik Kasar, Anak Usia 1-3 tahun.

http://ejournal.annurpurwodadi.ac.id/index.php/TSCS1Kep/article/download/124/141

Hubungan status gizi dengan perkembangan motorik kasar pada anak usia 1-3 tahun

Riset berikut bertujuan untuk menganalisa peran orangtua sebagai motivator, fasilitator, serta pembimbing untuk pengembangan karakter mandiri.  Metode riset yang dipakai ialah kualitatif dengan pendekatan field research. Teknik yang digunakan dalam riset berikut ialah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Riset berikut dilaksanakan di kelompok A TK Pertiwi 1 Sobokerto Ngemplak Boyolali, dengan jumlah subjek 6 orang anak dan orang tuanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran orangtua dalam menjadi pembimbing serta motivator sudah dilakukan secara benar usaha yang orang tua laksanakan yakni menemani anak ketika belajar, mendukung serta memberi nasihat untuk anak serta memberikan contoh. Sedangkan orang tua dalam hal menstimulasi kemandirian anak belumlah maksimal. Kondisi tersebut dikarenakan sebab peran orang tua belum dilakukan dengan baik terutama pada peran sebagai fasilitator, orang tua belum menstimulasi anak, orang tua juga belum memberi kesempatan untuk anak dalam melaksanakan berbagai aktivitas sehingga kemandirianya belumlah maksimal. Maka dalam menumbuhkan kemandirian pada anak, orangtua harus mendukung anak dalam menumbuhkan kemandirian melalui pemberian peluang anak dalam menemukan serta mengeksplorasi hal-hal baru.

Peran Orang Tua dalam Membentuk Kemandirian Anak Usia 4-5 Tahun

Perkembangan motorik kasar anak usia balita dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah status gizi. Perubahan status gizi dan status kesehatan anak akan berpengaruh terhadap perkembangan motorik kasar anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara status gizi dengan perkembangan motorik kasar balita di RSUD Tugurejo Semarang. Desain penelitian ini adalah Descriptive correlation, jumlah sampel 50 responden dengan tekhnik cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan perkembangan motorik kasar anak (p value: 0,000 ; ɑ= 0,05). Penelitian selanjutnya diharapkan ditambahkan pengadaan sarana bermain untuk merangsang perkembangan motorik dan psikologis anak serta perlu meningkatkan penyuluhan masalah kesehatan bagi masyarakat tentang kebutuhan gizi pada balita sehingga status gizi buruk balita dapat dicegah dan kurang gizi pada balita dapat teratasi dengan baik serta perkembangan motorik anak di RSUD Tugurejo Semarang dapat ditingkatkan. Kata kunci : Status gizi, perkembangan motorik kasar, anak balita

Hubungan antara status gizi dengan perkembangan motorik kasar anak balita di rsud tugurejo semarang tahun 2013

This study examines the effect of nutritional status on the gross and fine motor skills development in early childhood. The data were selected randomly using simple random sampling at the Posyandu in East Praya sub-district, Central Lombok, West Nusa Tenggara, Indonesia. The samples were collected 127 children aged 24 to 36 months and their parents as respondents. The regression results showed that nutritional status had positive and significant effect on gross and fine motor skills development of children (adjusted R2 41.8%). The relationship nutritional status with gross and fine motor skills has the correlation value, 0.650 and moderate relationship level. Increasing the nutritional status greatly helps develop gross and fine motor skills development in children during their golden age.

/pdf/the-influence-of-nutritional-status-on-gross-and-fine-motor-5g0z7ifskn.pdf

Zulkarnaen Zulkarnaen

Papers

The Influence of Nutritional Status on Gross and Fine Motor Skills Development in Early Childhood