scispace - formally typeset
Search or ask a question
JournalISSN: 0125-961X

Buletin Kebun Raya 

Indonesian Institute of Sciences
About: Buletin Kebun Raya is an academic journal published by Indonesian Institute of Sciences. The journal publishes majorly in the area(s): Biology & Germination. It has an ISSN identifier of 0125-961X. It is also open access. Over the lifetime, 122 publications have been published receiving 309 citations. The journal is also known as: The Botanic garden buletin & Botanical gardens of Indonesia.


Papers
More filters
Journal ArticleDOI
TL;DR: A literature review was conducted to summarize information, particularly recently published, on the biology of Rafflesia, finding questions remain unanswered on its reproductive biology and on its population genetic structure and diversity.
Abstract: A literature review was conducted to summarize information, particularly recently published, on the biology of Rafflesia . By far most of the recent papers on Rafflesia have named new species. Since 2002, ten species have been discovered in the Philippines compared to three species in Indonesia. Recent work also has explored phylogenetics (e.g. evolutionary history of the genus and of floral gigantism, horizontal transfer of genes and loss of the chloroplast genome) and anatomy (e.g. endophyte, flower development); other studies have focused on biochemistry. Unfortunately, we still know very little about the life cycle, biology and ecological relations of Rafflesia . Population declines have been noted as related to habitat destruction or natural disturbances but other times the cause(s) are unknown. Questions remain unanswered on its reproductive biology and on its population genetic structure and diversity. With changing climates, long-term population studies in relation to environmental parameters are needed for Rafflesia conservation.

25 citations

Journal ArticleDOI
TL;DR: In this paper, Kebun Raya Indonesia (KRI) memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan upaya konservasi tumbuhan yang ada di Indonesia.
Abstract: Sebagai bagian dari kebun raya dunia, Kebun Raya Indonesia (KRI) memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan upaya konservasi tumbuhan yang ada di Indonesia. Hingga tahun 2010, empat kebun raya yang dikelola oleh LIPI hanya mampu mengkonservasi sekitar 21% dari seluruh tumbuhan terancam Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan Kebun Raya Daerah (KRD) untuk mengkonservasi tumbuhan pada tiap daerah di Indonesia. Makalah ini bertujuan untuk untuk mengetahui capaian KRD dalam konservasi tumbuhan dan menentukan strategi pengelolaan koleksi tumbuhan tiap daerah. Pada akhir 2012, KRI yang didukung KRD telah berhasil mengoleksi 24% dari tumbuhan terancam Indonesia versi IUCN Red List 2013 , dan berhasil membudidayakan 25% termasuk koleksi pembibitan. Beberapa strategi untuk pengembangan koleksi KRD antara lain: penguatan sistem data base koleksi; pengembangan koleksi tumbuhan di setiap KRD dengan mengacu pada IUCN Red List ; dan penentuan spesies prioritas untuk konservasi terkait dengan kebijakan dan kondisi alam di Indonesia. Kata kunci: koleksi, kebun raya daerah, IUCN Red List

16 citations

Journal ArticleDOI
TL;DR: Penelitian ini mendokumentasikan tumbuhan obat sebanyak 69 jenis, yang termasuk ke dalam 60 marga dan 36 suku, dengan Zingeraceae merupakan suku yang paling banyak dimanfaatkan.
Abstract: Kawasan hutan sekitar Danau Buyan-Tamblingan masih memiliki nilai keanekaragaman hayati yang tinggi. Pada saat yang bersamaan, perluasan lahan pertanian dan pemukiman terjadi terus-menerus di kawasan tersebut. Oleh karena itu, upaya konservasi tumbuhan beserta pendokumentasian pengetahuan lokal terkait di sekitar kawasan Danau Buyan-Tamblingan perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat oleh masyarakat di sekitar Danau Buyan-Tamblingan, serta mengetahui jenis tanaman yang dianggap paling penting oleh kelompok masyarakat tersebut. Data etnobotani dikumpulkan dengan metode wawancara semi-struktur dan diskusi kelompok. Pemilihan responden dilakukan dengan purposive, yakni mencari responden yang dianggap memiliki pengetahuan etnobotani paling baik. Sebanyak lima responden telah diwawancarai. Penelitian ini mendokumentasikan tumbuhan obat sebanyak 69 jenis, yang termasuk ke dalam 60 marga dan 36 suku, dengan Zingeraceae merupakan suku yang paling banyak dimanfaatkan. Floristic region dari semua jenis tumbuhan yang terdokumentasi meliputi Malesiana (21,95%), India (18,90%), Indochina (16,46), dan Asia Timur (9,15). Daun merupakan bagian tumbuhan yang paling sering digunakan. Jenis tumbuhan yang memiliki indeks kegunaan tertinggi (UV=1) yaitu Acorus calamus L., Cocos nucifera L., Curcuma longa L., dan Zingiber officinale Roscoe. Keragaman penyakit yang di derita masyarakat sebanyak 37 jenis penyakit. Rematik, panas dalam dan sakit kepala merupakan penyakit ringan yang paling banyak diungkapkan oleh masyarakat sekitar Danau Buyan-Tamblingan.

9 citations

Journal ArticleDOI
TL;DR: The authors encountered a bigger challenge to maintain the long term presence of R. patma in ex situ conservation, since a high number of individuals is required to make the viable population.
Abstract: Rafflesia spp. (Rafflesiaceae) have a strategic value from both scientific and conservation viewpoints. To date only very few attempts have succeeded in growing the species ex situ and the main protection measures have been by in situ conservation. More detailed studies are required to understand the relationships between Rafflesia spp. and their host plants in order to improve their management and conservation. Studies on the anatomy, in vitro culture and seed germination in connection with conservation have been conducted in the Bogor Botanic Gardens. Effort to transfer Rafflesia patma to an ex situ conservation area has produced some flowers. However, we encountered a bigger challenge to maintain the long term presence of R. patma in ex situ conservation, since a high number of individuals is required to make the viable population.

8 citations

Journal ArticleDOI
TL;DR: The results showed that M. charantia can be used as traditional medicine by the Balinese for several conditions namely limuh (fainting), barah/ beteg (swelling), pain dan chickenpox.
Abstract: Momordica charantia is a herbaceous climber, in which the Indonesian people know the species with the name of "pare". This plant is used by the Balinese to make loloh (Balinese traditional herbal drink) to relieve heartburn, fainting and anti-diabetes. This study aims to reveal the uses of M. charantia and its pharmacological activities. The method used in data collection was using scientific databases, such as Google Scholar, Science Direct, Scopus, and Springer Portal. The obtained data were then qualitatively analyzed. The results showed that M. charantia can be used as traditional medicine by the Balinese for several conditions namely limuh (fainting), barah/ beteg (swelling), pain dan chickenpox. M. charantia contains various pharmacological activities, such as antidiabetic, anticancer, antibacterial, antifertility, antiviral, antiulcer, anthelmintic, and antimalaria activities.

8 citations

Performance
Metrics
No. of papers from the Journal in previous years
YearPapers
20236
202210
20212
202016
20198
20182