scispace - formally typeset
Open AccessJournal ArticleDOI

Species of Cuscus in Taman Wisata Gunung Meja Manokwari Regency, West Irian Jaya

Anton S. Sinery
- 27 Mar 2006 - 
- Vol. 7, Iss: 2, pp 175-180
Reads0
Chats0
TLDR
This research to know species of cuscus in Taman Wisata Gunung Meja Manokwari using a descriptive method and observation technique indicated that there was two species in this area namely timor cusus (Phalanger orientalis) and common spotted cUScus (Spilocuscus maculatus).
Abstract
One element of the biodiversity richness at Papua is its mammal especially marsupials. According to Petocz, (1987) there are 154 mammal species in Papua. One of them is cuscus. Menzies (1991) stated that 11 cuscus species exist in New Guinea, five species occur in Papua. Menzies (1991) also mentioned that the habitat, distribution and behavior of each species is not fully known yet and one strategy to answer the above mentioned questions is by conducting an explorative study of cuscus in several areas of Papua. This research to know species of cuscus in Taman Wisata Gunung Meja Manokwari using a descriptive method and observation technique. The result indicated that there was two species of cuscus in this area namely timor cuscus (Phalanger orientalis) and common spotted cuscus (Spilocuscus maculatus). There was 26 plant species feeding food of these cuscus species.    © 2006 Jurusan Biologi FMIPA UNS SurakartaKey words: feding, location, herons, mudflat, rice-field, grass-land, fisheries

read more

Content maybe subject to copyright    Report

B I O D I V E R S I T A S ISSN: 1412-033X
Volume 7, Nomor 2 April 2006
Halaman: 175-180
Jenis Kuskus di Taman Wisata Gunung Meja Kabupaten
Manokwari, Irian Jaya Barat
Species of Cuscus in Taman Wisata Gunung Meja Manokwari Regency, West Irian Jaya
ANTON SILAS SINERY
Fakultas Kehutanan Universitas Negeri Papua, Manokwari 98314, Irian Jaya Barat.
Diterima: 24 Januari 2006. Disetujui: 27 Maret 2006.
ABSTRACT
One element of the biodiversity richness at Papua is its mammal especially marsupials. According to Petocz, (1987) there are 154 mammal
species in Papua. One of them is cuscus. Menzies (1991) stated that 11 cuscus species exist in New Guinea, five species occur in Papua.
Menzies (1991) also mentioned that the habitat, distribution and behavior of each species is not fully known yet and one strategy to answer
the above mentioned questions is by conducting an explorative study of cuscus in several areas of Papua. This research to know species
of cuscus in Taman Wisata Gunung Meja Manokwari using a descriptive method and observation technique. The result indicated that there
was two species of cuscus in this area namely timor cuscus (Phalanger orientalis) and common spotted cuscus (Spilocuscus maculatus).
There was 26 plant species feeding food of these cuscus species.
© 2006 Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta
Key words: feding, location, herons, mudflat, rice-field, grass-land, fisheries.
PENDAHULUAN
Kuskus dari famili Phalangeridae merupakan marsupial
Australian yang penyebarannya cukup luas dimulai dari
bagian Timur Indonesia, Australia, Papua New Guinea
sampai beberapa kepulauan di bagian Timur Papua New
Guinea (Petocz, 1994). Satwa ini secara adat tergolong
dilidungi oleh masyarakat karena memiliki fungsi tertentu
(Liswanti, 2006). Jumlah jenis kuskus di New Guinea (Irian
Jaya di Indonesia dan Papua New Guinea) dan pulau-pulau
sekitarnya sebanyak 11 jenis yang terdiri dari dua marga
(genus) yaitu marga Spilocuscus (kuskus bertotol) dan
marga Phalanger (kuskus tidak bertotol). Di Papua barat
terdapat tujuh jenis kuskus yang terdiri dari Spilocuscus
maculatus, S. rufoniger, S. papuaensis, Phalanger
orientalis, P. gymnotis, P. vestitus, dan P. permixtio. Sinery
(2002) mengemukakan bahwa keragaman spesies maupun
genus kuskus disebabkan oleh faktor lingkungan (geografi
dan adaptasi habitat), selain itu pula diduga disebabkan
oleh faktor genetik sehingga jumlah kuskus yang telah
diketahui tidak menutup kemungkinan dapat bertambah
atau bahkan pula berkurang dengan adanya penelitian-
penelitian di masa mendatang. Kawasan hutan Gunung
Meja yang terdapat di Kabupaten Manokwari berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Pertanian No.19/KPTS/UM/1980
ditetapkan sebagai kawasan Taman Wisata Alam dengan
luas kurang lebih 460,25 Ha. Kawasan ini merupakan
laboratorium alam yang mengandung keanekaragaman
hayati baik flora maupun fauna yang cukup besar dan
sebagai jantung distributor air bagi kota Manokwari (NRM,
2003). Kawasan ini berbatasan langsung dengan
pemukiman penduduk. Posisi demikian akan meningkatkan
kerusakan kawasan ini melaui perambah hutan seperti
pengambilan kayu bakar, bahan bangunan serta
pembukaan lahan perladangan. Ohuiwutun (1995),
melaporkan bahwa kerusakan hutan Taman Wisata
Gunung Meja sebagai akibat aktifitas masyarakat di
sekitarnya seluas 9,3254 ha. Kerusakan ini dapat
mengakibatkan terjadinya fragmentasi habitat kuskus.
Kuskus cenderung hidup beradaptasi pada hutan lebat,
namun dengan pembukaan hutan menyebabkan kuskus
dapat bermigrasi ke wilayah lain. Apabila proses
pembukaan hutan terus berlangsung, fungsi kawasan
sudah tidak sesuai lagi karena sifat keaslian alamnya telah
berkurang. Menurut masyarakat di sekitar kawasan Taman
Wisata Gunung Meja, bahwa dalam kawasan ini sering
dijumpai lebih dari satu jenis kuskus namun secara ilmiah
jenis dan potensinya belum diketahui secara pasti. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis kuskus
yang terdapat di Taman Wisata Gunung Meja Kabupaten
Manokwari dan diharapkan sebagai informasi dalam upaya
melengkapi data diversitas kuskus di dunia secara khusus
di Papua bagi semua pihak yang berkompeten dalam
pengelolaan satwa liar secara khusus dalam upaya
pengelolaan serta pengembangan Taman Wisata Gunung
Meja di masa mendatang.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Taman Wisata
Gunung Meja Manokwari dan berlangsung selama dua
bulan. Obyek yang diamati adalah kuskus yang dijumpai di
lokasi penelitian. Pelaksanaan penelitian terdiri atas
beberapa tahapan kegiatan, yaitu: survei pendahuluan
dengan tujuan untuk mengetahui keadaan lokasi penelitian.
Penentuan stasiun pengamatan secara proposif
berdasarkan kepadatan populasi, dengan batas plot
pengamatan berdasarkan batas taman wisata sehingga
dibuat 4 stasiun pengamatan masing-masing pada arah
'2,ELRGLYG

BIODIVERSITAS Vol. 7, No. 2, April 2006, hal. 175-180
176
timur, barat, utara dan selatan. Pengambilan obyek;
dilakukan dengan bantuan masyarakat pada siang hari dan
malam hari, dan dilakukan di kawasan hutan juga di luar
kawasan hutan (masyarakat). Pengukuran ukuran tubuh
menggunakan mistar (meteran) dinyatakan dalam milimeter
(mm), berat tubuh menggunakan timbangan dinyatakan
dalam gram (g), suhu dan kelembaban udara
menggunakan termohigrometer (pukul 19.00, 24.00 dan
05.00 WIT) sedangkan gambar obyek diambil
menggunakan kamera. Hasil deskripsi morfologi kuskus
dicatat pada tally sheet, selanjutnya dilakukan identifikasi
jenis berdasarkan kunci identifikasi kuskus New Guinea dan
kunci identifikasi kuskus Irian Jaya. Deskripsi habitat
ditemukannya obyek, meliputi ketinggian tempat, jenis
pakan, suhu dan kelembaban lingkungan. Pemanfatan
kuskus oleh masyarakat di sekitar kawasan, meliputi
dikonsumsi, dijual, dibuat karya kerajinan dan dipelihara.
Variabel yang diamati terdiri dari variabel utama yaitu
karakter morfologi kuskus dan variabel pendukung yaitu
jenis pakan kuskus, habitat kuskus, waktu aktif kuskus dan
etnozoologi kuskus (pemanfaatan kuskus oleh penduduk
lokal). Data yang dikumpulkan terdiri atas: deskripsi
karakter morfologi kuskus, jenis pakan (pengamatan dan
wawancara), habitat kuskus, waktu aktif kuskus, pemanfaatan
kuskus oleh penduduk lokal (konsumsi, jual (hidup/mati),
karya kerajinan dan pelihara. Data hasil penelitian
ditabulasi dan disajikan dalam bentuk tabel dan gambar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jenis kuskus yang dijumpai di hutan Wisata Gunung
Meja berdasarkan karakter morfologi (morfometrik) adalah
kuskus timur (Phalanger orientalis) dan kuskus bertotol
biasa (Spilocuscus maculatus). Morfometrik kedua jenis
kuskus ini sesuai dengan Kunci Identifikasi Jenis Kuskus
Irian Jaya dan Kunci Identifikasi Jenis Kuskus New Guinea
oleh Menzies (1991) dan Flannery (1994b). Ukuran
morfologi tubuh kuskus coklat jantan lebih besar dibanding
betina. Sebaliknya untuk kuskus bertotol biasa betina lebih
besar dari pada yang jantan. Kuskus coklat berukuran
tubuh sedang sedangkan kuskus bertotol berukuran tubuh
besar. Morfometrik kedua jenis kuskus asal Taman Wisata
Gunung Meja disajikan pada Tabel 1.
Morfometrik Phalanger orientalis
Perbandingan morfometrik S. maculatus hasil penelitian
ini dan penelitian-penelitian sebelumnya disajikan pada
Tabel 2. Spesimen P. orientalis jantan dan betina asal
Taman Wisata Gunung Meja, Manokwari secara berturut-
turut disajikan pada Gambar 2 dan 3.
Panjang dan berat tubuh
Kuskus coklat biasa/kuskus timor (P. orientalis) dikenal
oleh penduduk lokal dalam bahasa Meyah dengan sebutan
mesim (betina) dan mosup (jantan). Kuskus bertotol biasa
(S. maculatus) dikenal dengan sebutan mesvir yang
meliputi mesvir oja (Betina) dan mesvir ona (Jantan).
Kuskus coklat biasa (P. orientalis) merupakan jenis kuskus
berukuran sedang dan sering dijumpai di Taman Wisata
Gunung Meja. Warna rambut dan ukuran tubuh jenis ini
menjadi karakter morfologi pembeda spesies ini. Panjang
dan berat tubuh jantan masing-masing berkisar antara 397
sampai 480 mm dan 2.300 sampai 2.500 gr, sedangkan
panjang dan berat tubuh betina berkisar antara 374 sampai
400 mm dan 2.000-2.200 g. Dibandingkan dengan hasil
karakterisasi Flannery (1994b) terhadap 4 jantan dewasa P.
orientalis asal daratan New Guinea, Dimomonmau (2000)
asal pulau Moor, Warmetan (2004) asal pulau Yapen dan
Jendewoa (2005) asal pulau Biak pada Tabel 2 tampak
bahwa rerata ukuran tubuh
P. orientalis dari yang terbesar
berturut-turut yaitu P. orientalis asal Taman Wisata Gunung
Meja, selanjutnya dari daratan New Guinea, pulau Moor,
pulau Biak dan pulau Yapen. Berat tubuh berturut-turut dari
daratan New Guinea selanjutnya Taman Wisata Gunung
Meja, pulau Yapen, pulau Moor, dan pulau Biak.
Sedangkan rerata ukuran tubuh betina P. orientalis yang
terbesar berturut-turut P. orientalis dari daratan New
Guinea, selanjutnya dari Taman Wisata Gunung Meja,
pulau Yapen, dan asal pulau Biak dengan berat tubuh
berturut-turut P. orientalis dari pulau Yapen, selanjutnya
daratan New Guinea, Taman Wisata Gunung Meja, dan
pulau Biak. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan ukuran
organ dan berat tubuh jantan dan betina P. orientalis pada
masing-masing wilayah sebagai akibat variasi geografi,
habitat, ketersediaan pakan dan proses evolusi yang
dipengaruhi faktor genetik dalam waktu yang panjang serta
perubahan lingkungan.
Tabel 1. Rerata morfometrik jenis kuskus asal Taman Wisata
Gunung Meja, Manokwari.
Phalanger
orientalis
Spilocuscus
maculatus
Organ tubuh
Jantan Betina Jantan Betina
PT (mm) 435,67 386,67 510 527,67
PK (mm) 135,67 130,33 155,33 162,00
PB (mm) 300 256,33 354,67 365,67
LD (mm) 257 229,00 305 352
AM (mm) 31,3 29,67 31,33 35,67
AK (mm) 59,3 56,33 80,33 86
EBA (mm) 208,7 203,67 334,33 364,33
EBB (mm) 152,7 147,67 183 189,67
ETBA (mm) 146,7 104,67 151 156,33
ETBB (mm) 172,3 160,67 303,33 320,67
PEK (mm) 116,7 111,67 122,67 143
PEL (mm) 95,3 90,33 112 175,67
PTE (mm) 327,3 308,33 485,33 510,33
BT (gram) 2.418 2.110 4.500 5.503
Keterangan: PT = Panjang tubuh (ujung jungur/anterior-pangkal
ekor/inferior), PK = Panjang kepala (ujung jungur – pangkal
kepala/interparietal bone), PB = Panjang badan (pangkal kepala -
pangkal ekor), LD = Lingkar dada, AM = Jarak kedua sudut kelopak
mata, AK = Jarak antara kedua kuping, EBA = Panjang pemukaan
ekor berrambut bagian atas, EBB = Panjang ekor berrambut
permukaan bawah, ETBA = Panjang ekor tidak berrambut
permukaan atas, ETBB = Panjang ekor tidak berrambut permukaan
bawah, PEK = Panjang ekor tidak berrambut yang terasa
kasar/berbintil, PEL = Panjang pemukaan ekor tidak berrambut
yang terasa licin/tidak berbintil. PTE = Panjang total ekor (pangkal
ekor - ujung ekor), BT = Berat tubuh.
Warna tubuh
P. orientalis jantan dan betina memiliki rambut yang
sama dan didominasi warna coklat dari kepala (anterior) ke
arah belakang (posterior) sampai ujung ekor berambut dan
ke arah samping menuju ventral. Ventral berwarna coklat
terang (putih kotor) dari bawah kepala sampai pangkal ekor
dan berwarna agak coklat disertai strip tengah dorsal
berwarna coklat kehitaman dari pangkal. Kantung bayi pada
ventral betina berwarna coklat muda.
Morfometrik Spilocuscus maculatus
Kuskus totol biasa (S. maculatus Desmarest) berukuran
tubuh besar yang terdapat di kawasan Taman Wisata
Gunung Meja. Kuskus ini diberi nama sesuai jenis kelamin,
yaitu betina kuskus bertotol dikenal dengan sebutan mesvir

SINERY – Kuskus di Taman Wisata Gunung Meja, Manokwari
177
Gambar 1. Penyebaran kuskus di Taman Wisata Gunung Meja, Manokwari.
oja dan mesvir ona untuk jantan kuskus bertotol.
Perbandingan morfometrik S. maculatus hasil penelitian ini
dan penelitian-penelitian sebelumnya disajikan pada Tabel
3. Spesimen S. maculatus jantan dan betina asal Taman
Wisata Gunung Meja, Manokwari secara berturut-turut
disajikan pada Gambar 4 dan 5.
Panjang dan berat tubuh
Panjang dan berat tubuh jantan masing-masing berkisar
antara 490 sampai 525 mm dan 2.300 sampai 2.500 gr,
sedangkan panjang dan berat tubuh betina berkisar antara
490 sampai 520 mm dan 4.720 sampai 6.300 gr. Kuping
hampir seluruhnya tertutup rambut. Dibandingkan dengan
hasil karakterisasi Flannery (1994b) terhadap 4 contoh S.
maculatus jantan asal daratan New Guinea, Dimomonmau
(2000) di pulau Moor, Sinery (2002) di pulau Numfor,
Warmetan (2004) di pulau Yapen dan Jendewoa (2005) di
pulau Biak, menunjukkan bahwa rerata ukuran panjang
tubuh jantan S. maculatus dari yang terbesar berturut-turut
S. maculatus asal pulau Biak, selanjutnya yang berasal dari
pulau Yapen, pulau Moor, Taman Wisata Gunung Meja,
daratan New Guinea, dan pulau Numfor, dengan berat
tubuh berturut-turut S. maculatus asal daratan New Guinea,
selanjutnya dari Taman Wisata Gunung Meja, pulau
Numfor, pulau Moor, pulau Biak, dan pulau Yapen.
Sedangkan ukuran tubuh betina berturut-turut S. maculatus
asal pulau Biak, selanjutnya yang berasal dari pulau Moor,
Taman Wisata Gunung Meja, pulau Yapen, daratan New
Guinea, dan pulau Numfor dengan berat tubuh berturut-
turut S. maculatus dari Taman Wisata Gunung Meja,
selanjutnya pulau Moor, pulau Numfor, pulau Yapen, pulau
Biak dan yang berasal dari daratan New Guinea. S.
maculatus jantan asal timur daratan New Guinea umumnya
berukuran tubuh lebih besar dari jenis betina sebaliknya
jenis jantan S. maculatus yang berasal dari bagian barat
daratan New Guinea (pulau Moor, pulau Yapen, pulau Biak,
pulau Nunfor dan Taman Wisata Gunung Meja) memiliki
ukuran tubuh lebih kecil dari betina jenis ini. Hal ini
menunjukkan adanya dimorfisme yang dipengaruhi oleh
jenis kelamin dan variasi geografi, habitat, ketersediaan
pakan dan proses evolusi yang dipengaruhi faktor genetik
dalam waktu yang panjang serta perubahan lingkungan.
Warna tubuh
Kepala berwarna coklat muda kekuningan menyebar ke
arah belakang (posterior) disertai totol coklat muda
kekuningan dari pangkal kepala ke arah belakang dengan
warna totol semakin gelap (coklat tua atau hitam) pada
dorsal. Warna ini menyebar ke arah samping badan sampai
bagian luar kaki dan batas ventral dengan ventral
seluruhnya berwarna coklat muda (krem) dari bagian
bawah kepala sampai ujung ekor berambut. Kepala betina
berwarna coklat muda menyebar ke arah belakang
(posterior) dan membentuk warna coklat kehitaman dari
tengah badan sampai ke pangkal ekor. Warna ini menyebar
ke arah samping sampai batas ventral dan sampai bagian
luar kaki belakang. Bagian ventral seluruhnya berwarna
coklat muda dari bawah kepala sampai ujung ekor berambut.
IDENTIFIKASI JENIS KUSKUS DI TAMAN
WISATA GUNUNG MEJA KABUPATEN
MANOKWARI
Skala 1: 10.000
P. orientalis jantan
S. maculatus jantan
S. maculatus betina
P. orientalis betina

BIODIVERSITAS Vol. 7, No. 2, April 2006, hal. 175-180
178
Gambar 2. P. orientalis jantan asal Taman Wisata Gunung Meja, Manokwari.
Gambar 3. P. orientalis betina asal Taman Wisata Gunung Meja, Manokwari.
Gambar 4. S. maculatus jantan asal Taman Wisata Gunung Meja, Manokwari.
Gambar 5. S. maculatus betina asal Taman Wisata Gunung Meja, Manokwari.

SINERY – Kuskus di Taman Wisata Gunung Meja, Manokwari
179
Tabel 2. Perbandingan morfometrik P. orientalis asal Taman Wisata Gunung Meja, Manokwari dan hasil karakterisasi Flannery (1994a),
Dimomonmau (2000), Warmetan (2004) dan Jandewoa (2005).
Hasil Penelitian
(Sinery, 2005)
Flannery (1994a)
Dimomonmau
(2000)
Warmetan (2004) Jandewoa
Jenis
kelamin
Organ
tubuh
Kisaran Rerata Kisaran Rerata Kisaran Rerata Kisaran Rerata Kisaran Rerata
HPE (mm) 374-400 435,67 390-472 433 384-400 381 260-460 350 242-480 375,57
PTE (mm) 300-315 327,3 278-425 353 280-330 302 240-400 311,5 200-387 306,57
Jantan
BT (g) 2.000-2.200 2.418 1600-3500 2500 1100-2500 1512 600-4100 1.990 100-3400 1471,42
HPE (mm) 397-480 386,67 400-470 436 - - 300-440 392 270-350 318,33
PTE (mm) 320-335 308,33 335-370 350 - - 300-395 353,5 120-286 227,33
Betina
BT (g) 2.300-2.500 2.110 2000-3000 2.475 - - 1200-4000 2610 600-1100 900
Keterangan: HPE = Panjang tubuh (jungur/anterior) sampai pangkal ekor (inferior), PTE = Panjang total ekor (pangkal ekor sampai ujung
ekor), BT = Berat tubuh.
Tabel 3. Perbandingan morfometrik S. maculatus asal Taman Wisata Gunung Meja, Manokwari dan hasil karakterisasi Flannery (1994a),
Dimomonmau (2000), Sinery (2002), Warmetan (2004) dan Jandewoa (2005).
Hasil penelitian
(Sinery, 2005)
Flannery (1994a)
Dimomonmau
(2000)
Sinery (2002) Warmetan (2004) Jandewoa (2005)
Jenis
kelamin
Organ
tubuh
Kisaran Rerata Kisaran Rerata Kisaran Rerata Kisaran Rerata Kisaran Rerata Kisaran Rerata
HPE (mm) 490-525 510 418-550 495 495-560 516 435-515 473,3 520 520 520-610 567,33
PTE (mm) 477-499 485,33 372-540 353 430-475 446,4 442-497 495,25 500 500 440-548 496
Jantan
BT (g) 4100-4750 4500 2300-6000 4.567 3700-4500 4120 3950-4650 4300 4000 4000 3600-4500 4033,3
HPE (mm) 510-551 527,67 335-495 425 485-590 551 490-520 392 470-560 480 564-580 572
PTE (mm) 500-521 510,33 431-495 463,0 446-513 485 442-524 353,5 360-550 467,5 492-550 521
Betina
BT (g) 4720-6300 5503 3060 3060 4100-5300 4792 4300-5060 4.652 1700-620
0
4475 3600-5000 4300
Keterangan: HPE = Panjang tubuh (jungur/anterior) sampai pangkal ekor (inferior), PTE = Panjang total ekor (pangkal ekor sampai ujung
ekor), BT = Berat tubuh.
I
Perilaku
Jenis pakan kuskus
Hasil identifikasi dan wawancara dengan masyarakat di
sekitar kawasan Taman Wisata Gunung Meja menunjukkan
bahwa terdapat 26 (dua puluh enam) jenis vegetasi sebagai
pakan kuskus yang meliputi jenis vegetasi hutan dan
tanaman pertanian serta perkebunan. Mandowen (2004)
mengemukakan bahwa di Taman Wisata Gunung Meja
terdapat lebih dari 20 jenis tumbuhan sebagai pakan
kuskus. Tingginya potensi jenis vegetasi yang terdapat
pada kawasan ini memberi peluang dalam produksi bahan
pakan kuskus. Jenis vegetasi yang dikonsumsi kuskus di
kawasan Taman Wisata Gunung Meja disajikan pada Tabel
4. Perbandingan jenis pakan yang dikonsumsi kedua jenis
kuskus ini menunjukkan bahwa keduanya mengkonsumsi
jenis-jenis tumbuhan yang sama namun berdasarkan
daerah jelajah, P. orientalis sering dijumpai selain di hutan
juga di areal perkebunan atau pertanian, karena adanya
sifat soliter terhadap populasi besar. Jenis pakan yang
dikonsumsi meliputi vegetasi hutan, tanaman pertanian
atau perkebunan. Bagian yang dikonsumsi kuskus adalah
buah (matang), daun muda (pucuk/tunas) dan bunga.
Habitat kuskus.
P. orientalis dan S. maculatus memiliki lokasi
penyebaran yang hampir sama yaitu dari arah timur ke
barat dan dari arah utara ke selatan yang terpusat ke arah
tengah dan dibatasi jaringan jalan di tengah kawasan dan
pemukiman penduduk di desa Ayambori. Kuskus hidup
pada jenis vegetasi hutan yang bertajuk lebat seperti
Pometia sp., Myristica sp., Ficus sp., Intsia sp., dan jenis
liana yang umumnya ditemui pada hutan primer maupun
pada hutan sekunder. Lokasi sebaran kuskus di Taman
Wisata Gunung Meja disajikan pada Gambar 1. Kuskus
merupakan satwa liar yang kurang bergantung pada air,
satwa ini tidak memerlukan sumber-sumber air untuk
mandi, minum maupun berkembangbiak. Air untuk kuskus
diperlukan untuk keseimbangan metabolisme tubuh yang
umumnya diperoleh dari hasil metabolisme berbagai jenis
pakan yang dikonsumsi.
Waktu aktif kuskus
Kuskus merupakan mamalia nokturnal yang beraktivitas
(mencari makan, kawin dan bermain) di malam hari. Secara
umum waktu aktif kuskus di Taman Wisata Gunung Meja
yaitu waktu kuskus mulai beraktivitas sampai kembali
beristirahat/bersembunyi yaitu mulai pukul 20.00 WIT
sampai 05.00 WIT. Kuskus cenderung dijumpai pada
kondisi setelah turun hujan dan saat terang bulan dengan
temperatur udara rata-rata 23 sampai 30ºC dan rata-rata
kelembaban udara 85 sampai 88 %. Penduduk biasanya
melakukan perburuan kuskus pada kondisi demikian karena
saat setelah turun hujan kuskus mulai mencari makan
dengan memanfaatkan bagian vegetasi yang baru
bertumbuh/tunas dan melakukan aktivitas lainnya dan saat.
Selain itu saat terang bulan kuskus memanfaatkan cahaya
bulan untuk mencari sumber-sumber pakan, disamping itu
membantu dalam menentukan pasangannya.
Etnozoologi kuskus di Taman Wisata Gunung Meja
Penduduk di sekitar Taman Wisata Gunung Meja
memanfaatkan kuskus untuk dijual, dikonsumsi, dipelihara
dan sebagai hiasan. Perbandingan pemanfaatan kuskus
menunjukkan bahwa P. orientalis lebih banyak dikonsumsi
karena dianggap memiliki rambut yang kurang menarik,
sedangkan S. maculatus cenderung dipelihara, dijual atau
bahkan dijadikan hiasan karena memiliki rambut yang lebih
menarik. Perdagangan kuskus oleh penduduk biasanya

Citations
More filters
Journal ArticleDOI

Cuscus (Phalangeridae) Hunting by Biak Ethnic Group in Surrounding North Biak Strict Nature Reserve, Papua

TL;DR: In this article, a study on cuscus hunting as a form of wildlife utilization by Biak ethnic group surrounding the North Biak Strict Nature Reserce (CABU) was carried out through direct observation and interview with hunter respondents and other key respondents among four villages that purposively chosen i.e. Inswambesi, Kayomi, Wasani, dan Sansundi at the Warsa District of Biak Numfor, Papua.

The Population condition and availability of feed of cuscus in the Arfak Mountain Nature Reserve, West Papua

TL;DR: Sinery et al. as mentioned in this paper studied the population condition and availability of feed of cuscus in the Arfak Mountain Nature Reserve, West Papua, and found that there are 38 adults and 20 young cuscuses.
Journal ArticleDOI

Mammals diversity in the Nutmeg Plantation area at Teluk Wondama and Teluk Bintuni Regency in West Papua Province, Indonesia

TL;DR: In this paper, the presence of mammals in the nutmeg plantations at Teluk Wondama Regency and Teluk Bintuni Regency was determined by a study conducted from 1st to 7th August 2019 and the study area was located in Werianggi, Werabur and Idor villages.
Journal ArticleDOI

Jenis-jenis marsupialia pada areal rencana perkebunan pala kabupaten teluk wondama dan teluk bintuni

TL;DR: In this article, the authors bertujuan untuk mengetahui keberadaan mamalia berkantung pada kawasan rencana pengembangan kopermas perkebunan Kami Nassey di Kabupaten Teluk Wondama and Teluk Bintuni.
Journal ArticleDOI

The Form and Intensity of Community Participation in Conservation Management Program at Papua Barat Province

TL;DR: In this paper, the degree of participation of local communities in the management program of Gunung Meja natural recreation park and to provide alternative recomendations for the management based on community participation was determined.